Nama saya mahfudz dari kreo pemalang, saya berprofesi sebagai petani dan Allah undang saya ke baitullah dengan Umrona pada tanggal 16 september 2024 bertepatan dengan hari maulid baginda Muhammad SAW.  Hari itu, langit Madinah cerah meski angin malam menyentuh kulit dengan lembut. Aku berdiri di depan pintu gerbang Masjid Nabawi, mata berkaca-kaca, hati penuh dengan rasa rindu yang tak terkatakan. Sejak kecil, aku hanya mendengar kisah-kisah tentang Nabi Muhammad SAW, tentang ketulusan, kesabaran, dan kasih sayangnya yang tak terhingga. Namun kini, setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya aku berada di tanah suci ini, tempat di mana tubuh suci beliau beristirahat.

Langkahku semakin mendekat, setiap langkah terasa begitu berat, ari matapun tak kuasa ku bendung hinga berurai dan berjatuhan, seolah aku sedang berjalan melalui seribu kenangan, Dimana aku membaca sholawat kepadanya dari kecil hinnga saat ini, dan Allah memulyakan ku untuh bershalawat langsung di dpan beliau. Ketika sampai di depan makam beliau, perasaan haru mendera. Di sana, aku hanya bisa berdoa, mengirimkan salam untuk Nabi yang telah membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia. Di hadapannya, aku merasa begitu kecil, namun hatiku penuh dengan cinta yang tak terbendung. "Ya Rasulullah," bisikku pelan, "aku rindu akan sunnahmu, aku rindu pada cinta yang engkau ajarkan. Semoga kelak aku bisa menjadi bagian dari umatmu yang mendapat syafaatmu."

Air mata jatuh tanpa bisa kutahan. Kerinduan ini begitu mendalam, lebih dari sekadar rindu kepada seorang pemimpin. Ini adalah rindu kepada pribadi yang menuntun hidup dengan kasih sayang, yang memberikan contoh nyata bagaimana seharusnya hidup ini dijalani. Di sini, di hadapan makammu, aku merasakan kedamaian yang tak pernah kutemui sebelumnya. Semoga Allah menerima setiap doa dan harapan ini. Semoga aku bisa menjadi hamba yang lebih baik, seperti yang engkau harapkan dari umatmu.