Gunung Uhud merupakan salahsatu tempat bersejarah bagi umat Islam. Gunung ini menjadi saksi beratnya perjalanan perjuangan dakwah yang diemban oleh Nabi Muhamad SAW. Umat Islam di Madinah yang dipimpin oleh Nabi SAW berperang di kawasan gunung ini melawan pasukan kafir Quraisy yang berjumlah tiga kali lapat lebih banyak, sehingga pasukan umat Islam hampir saja kalah dalam peperangan ini namun akhirnya bisa menyelamatkan diri di atas gunung ini. 

Tentang gunung ini telah diriwayatkan dari Imam Malik bin Anas bahwa suatu ketika Nabi Muhamad Saw sedang melewati gunung Uhud, beliau melihat ke arah gunung tersebut lalu bersabda: “sesungguhnya gunung Uhud adalah sebuah gunung yang mencintai kita, dan kita pun mencintainya”.

Para ulama berbeda berpendapat dalam menafsirkan hadis ini. Sebagian berpendapat bahwa bahasa yang yang digunakan Nabi SAW dalam sabdanya ini adalah sebentuk gaya bahasa majas dengan pembuangan sebagian kata. Sehingga redaksi utuhnya adalah gunung Uhud adalah sebuah gunung yang penduduknya mencintai kita. 

Ulama lain berpendapat bahwa mungkin saja sabda Nabi SAW tersebut adalah sesuatu kenyataan yang hakiki. Yaitu Allah SWT Allah dengan kekuasaanya menciptakan gunung ini dapat memahami dan mencintai sehingga memang gunung Uhud benar-benar dapat mencintai. Ini terjadi sebagaimana kerikil yang bertasbih di tangan Nabi Muhamad SAW, atau seperti batang pohon kurma mati yang menangis karena sudah tidak menjadi pijakan kaki Nabi SAW lagi untuk berkhutbah. Sehingga hal-hal seperti ini adalah bentuk mukjizat dari Allah SWT untuk Nabi Muhamad SAW.

Sebagian ulama lain lagi berpendapat arti kata ‘mencintai’ dalam hadis tersebut adalah kata kiasan yang maknanya bahwa gunung ini bermanfaat untuk manusia, terbukti pernah menjadi tempat perlindungan dan penjagaan pasukan umat Islam ketika posisinya terhimpit pada perang Uhud. Wallahu ‘Alam.