Diriwayatkan oleh Imam Ibnu ‘Asakir bahwa ketika Nabi Adam As. Telah diturunkan ke Bumi ia bermunajat kepada Allah: “wahai Allah mengapa aku tdak mendengar lagi suaranya para malaikat? Allah menjawab: itu karena kesalahanmu wahai Adam, namun pergilah dan bangunlah sebuah rumah dan berthawaflah dan berdzikir padaku di sana sebagaimana engkau melihat para Malaikat melakukannya di sekitar Arasyku”. 

Adam pun pergi, dan langkahnya dicepatkan oleh Allah SWT. Setiap daerah yang ia lewati menjadi makmur dan berkah. Hingga ia sampai di Mekah dan mulai membangun Ka’bah dengan dibantu oleh Malaikat Jibril. Sampai ditemukan pondasi lama yang masih kokoh yang dibangun oleh para Malaikat.

Ka’bah yang dibangun oleh para Malaikat sebelumnya telah hilang dan rata dengan tanah karena dimakan oleh zaman. Kemudian Nabi Adam As membangunnya kembali dan menyempurnakannya. Ia membanggunnya kembali dengan mengambil bahan materi bebatuan dari lima gunung. Yaitu gunung Libanon, Gunung Turisina, Gunung Zaitun, Gunung Judy dan Jabal Nur sehingga terbangunlah Ka’bah dengan kokoh. 

Nabi Adam As pun kemudian shalat dan berthawaf di Ka’bah ini sebagaimana sebelumnya shalat dan berthawaf di Arasy. Dari sinilah pertamakali adanya manusia beribadah Thawaf mengelilingi Ka’bah yang ada di bumi.

Sumber : Buku ‘Ilāmul ‘Ulama Al ‘Alām Bi Binā Al Masjidil Haram, Karya Syaikh Abdul Karim Bin Muhibuddin Al Qutby