SEJARAH MUSHAF AL QUR’AN: ERA RASULULLAH SAW (02)
Iqbal
15 Oktober 2025
Di Mekah, yang mula-mula dapat menulis adalah Harb bin Umayyah. Ia adalah saudagar yang suka pergi ke berbagai tempat. Di dalam perjalanannya berdagang itu ia belajar menulis dan membaca dari orang-orang Anbar di Iraq.
Dari Harb inilah penduduk suku Qurais di Mekah mulai mengenal dan mempelajari baca tulis. Ketika Rasulullah diutus menjadi Rasul dan wahyu mulai turun kepada beliau, ada sekitar 40 orang yang dapat membaca dan menulis. Diantara mereka yang sedikit dapat membaca dan menulis adalah Abu bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidiliah, Abu Sufyan bin Harb, Muawiyah bin Abu Sufyan, Abban bin Saied ‘Ala Al Hadlramy, ‘Amr bin Saied, Ubayy bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit dan Mundzir bin’Amr dan lain-lain.
Rasulullah SAW mendorong para sahabatnya untuk dapat membaca dan menulis. Setelah perang Badar usai terdapat 70 orang kafir Quraisy yang ditawan oleh pasukan umat Islam. Jika mereka ingin bebas maka mereka harus menebus dirinya sendiri dengan harta. Jika tidak mampu, mereka yang dapat membaca dan menulis dibebankan untuk mengajari 10 anak-anak di madinah membaca dan menulis. Mengajar ini sebagai tebusan agar mereka dapat terbebas dari tawanan. Ini menunjukan Rasulullah mendorong para sahabatnya dan anak-anak di Madinah untuk dapat membaca dan menulis.
Jenis khat atau gaya tulisan yang tersebar digunakan oleh orang-orang Arab saat itu adalah Khat Hijazy yang merupakan pengembangan dari Khat Anbar. Mereka menggunakan jenis tulisan ini untuk menuliskan surat-surat dan syair-syair Arab. Khat hijazy ini juga yang digunakan ketika Al-Qur’an ditulis oleh para sahabat pada Zaman Nabi. Dan juga pada masa Khalifah Abu bakar dan Khalifah Utsman bin Affan ketika Al-Qur’an dihimpun.
Sumber : Buku Tarikh Al Mushaf As Sharif, Abdul Fattah Al Qadhi