Kota Makkah merupakan tempat kelahiran Nabi Muhammad Sawdan para sahabatnya.Di kota initerdapat tempat-tempat istimewa untuk terkabulnya doa.
1. Multazam
Multazam secara bahasa berasal dari kata iltazama, yaltazimu, multazamun yang berarti amat diperlukan. Kata ini kemudian menjadi sebuah nama tempat tertentu, yaitu antara sudut Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah. Multazam merupakan tempat paling mustajab untuk berdoa. Rasulullah Saw bersabda, “Multazam adalah tempat berdoa yang mustajab, tidak seorang pun hamba Allah yang berdoa di tempat ini tanpa terkabul permintaannya.” Rasulullah sendiri kalau sampai di tempat ini langsung menempelkan dadanya, wajahnya, kedua lengan, dan kedua telapak tangannya pada Ka’bah dan meratap sambil berdoa.
2. Maqam Ibrahim
Kata maqam memiliki arti tempat pijakan orang berdiri. Jadi, yang dimaksud Maqam Ibrahim adalah batu yang digunakan oleh Nabi Ibrahim untuk berpijak pada waktu membangun Ka’bah. Di batu ini ada bekas telapak kaki Nabi Ibrahim karena ketika Nabi Ibrahim menginjak batu tersebut menjadi empuk, sehingga kedua kaki beliau masuk sedalam 9 cm. Anehnya batu ini dapat naik ke atas dan turun sendiri sesuai keperluan Nabi Ibrahim ketika membangun tembok Ka’bah.
Dalam kitab Akhbar Makkah diterangkan bahwa setelah Nabi Ibrahim menyelesaikan pembangunan
Ka’bah, beliau diperintahkan memanggil semua umat manusia untuk berhaji di Baitullah Al-Haram (Makkah).
Lantas Nabi Ibrahim naik ke atas batu yang dinaiki ketika membangun Ka’bah dan batu itupun langsung naik ke atas sampai lebih tinggi daripada gunung yang ada di Makkah. Dengan kehendak Allah suara Nabi Ibrahim dapat didengar oleh semua manusia yang ada sehingga mereka menjawab, “Ya, aku penuhi panggilan-Mu.”
Menurut satu riwayat, mereka yang menjawab sekali, dia akan pergi haji sekali sepanjang umurnya, yang menjawab dua kali maka akan pergi haji dua kali, yang menjawab tiga kali maka akan pergi hajitiga kali dan begitu seterusnya. Adapun yang pada waktu itu tidak menjawab ia tidak akan dapat melakukan ibadah haji sepanjang umurnya. Keistimewaan Maqam Ibrahim ini adalah menjadi salah satu tempat mustajab untuk berdoa dan berdzikir.
3. Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam yang beradadi sudut tenggara Ka’bah yang dilingkari besi putih yang direkat dengan timah, terletak kira-kira setinggi 1,5 m dari permukaan lantai Masjidil Haram. Dan dari sudut inilah putaran thawaf dimulai dan diakhiri. Mencium Hajar Aswad setelah melakukan thawaf disunahkan bagi jamaah haji dan umrah dengan niat mengikuti petunjuk Rasulullah.
Dalam salah satu riwayat, Rasulullah Saw bersabda, “Nanti pada hari kiamat, Hajar Aswad akan tampak memiliki mulut dan menyatakan/menyaksikan siapa-siapa yang pernah mencium/menyalami dia dengan niat yang baik.” Berdasarkan keistimewaan Hajar Aswad tersebut, para ulama menganjurkan para jamaah haji dan umrah untuk memperbanyak doa di dekatnya.
4. Hijir Ismail
Letak Hijir Ismail di sebelah utara Ka’bah yang dibatasi tembok berbentuk setengah lingkaran. Hijir Ismail adalah tempat Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya. Ketika suku Quraisy hendak memugar Ka’bah pada tahun 606 M, mereka kehabisan dana untuk dapat membangun seukuran Ka’bah yang asli. Kemudian mereka mengurangi panjang tembok sisi Barat dan sisi Timur di bagian Utara ± 3 m, sehingga Hijir Ismail luasnya bertambah. Jadi sebagian Hijir Ismail adalah termasuk Ka’bah. Oleh karena itu, orang yang melakukan thawaf tidak boleh masuk ke dalam lingkaran Hijir Ismail, jika memasuki lingkaran tersebut maka thawafnya dianggap tidak sah.
5. Bukit Shafa dan Marwah
Bukit Shafa dan Marwah merupakan tempat sa’i (mas’a) bagi jamaah haji dan umrah. Dalam sejarahnya, yaitu ketika SitiHajar mencari air untuk minum Nabi Ismail, beliau bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah sampai tujuh kali. Peristiwa bolak-balik antara Shafa dan Marwah inilah yang diabadikan umatIslam sebagai ibadah sa’i yang masuk dalam rangkaian rukun haji dan umrah.
6. Sumur Zam-zam
Zam-zam secara bahasa artinya air gemercik yang terkumpul. Sejarahnya adalah ketika Siti Hajar sudah kebingungan karena persediaan air untuk dia dan anaknya (Ismail) sudah tidak ada lagi, dan dia sudah berusaha mencari ke sana-ke mari ternyata tidak dapat menemukannya. Tiba-tiba terdengarlah suaraorang yang memanggil-manggil, padahal di sekitar tempat itu tidak ada orang sama sekali, kecuali ia dan anaknya Ismail yang masih bayi. Lantas ia berseru, “Aku dengar suaramu, tolonglah aku kalau engkau orang baik.” Muncullah malaikat Jibril yang sedang berjalan menuju ke suatu tempat lalu berhenti dan menghentakkan tumitnya di tanah, langsung memancarkan air di tempat itu dan dengan tergopoh-gopoh Siti Hajar membendung air itu dengan tanah dan pasir agar tidak dapat mengalir ke mana-mana. Maka disebutlah air itu dengan nama zamzam. Sejak hari itu sampai sekarang air zam-zam terus mengalir deras dan tidak pernah sekalipun mengalami surut.
Berdasarkan penelitian para ahli, air zam-zam memiliki banyak keistimewaan bagi yang meminumnya terutama untuk kesehatan. Bagi jamaah haji dan umrah dianjurkan untuk memperbanyak minum air zam-zam. Namun, ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika meminumnya, yaitu
(a)Air zam-zam adalah air mulia, diciptakan untuk diminum, tetapi kalau untuk obat-obatan boleh juga dipakai mandi atau mencuci anggota badan yang utama, dalam hal ini adalah niat dan doa yang bersangkutan. (b) Air zamzam adalah air mulia, dengan meminumnya menjadikan satu amalan ibadah. (c) Air zam-zam adalah air mulia, meminumnya dengan berdiri adalah lebih baik daripada duduk seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, “Aku pernah menyiapkan air zam-zam untuk Rasulullah, kemudian beliau meminumnya dengan berdiri.” (HR. Tirmidzi).
7. Padang Arafah
Padang Arafah terletak sebelah Tenggara Makkah ±21 km dan merupakan tanah lapang yang amatluas yang menjaditempatbagi jamaah haji untuk melakukan ibadah wukuf. Barangsiapa yang berangkat haji kemudian dia tidak melakukan wukuf di Padang Arafah, maka hajinya tidak sah, karena wukuf adalah salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan dan tidak bisa dibayar dengan dam (denda) apa pun.
8. Muzdalifah
Muzdalifah adalah nama tempat bagi jamaah haji untuk melakukan mabit (berdiam diri) dan memungut batu kerikil untuk melontar Jumratul Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah. Mabit di Muzdalifah harus melewati tengah malam. Mabit di Muzdalifah hukumnya wajib bagi jamaah haji.
9. Mina
Mina adalah tempat bagi jamaah haji untuk melakukan mabit/ bermalam selama 2 malam bagi yang mengambil nafar awal dan 3 malam bagi yang mengambil nafar tsani. Di Mina terdapat 3 Jumrah, yaitu Jumratul Ula, Wustha, dan ‘Aqabah. Ketiga jumrah tersebut ada nilai sejarahnya, dimana pada masa Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail, ketika diperintahkan oleh Allah Swt untuk berqurban, yaitu dengan menyembelih Nabi Ismail yang nantinya oleh Allah digantikan menjadi kambing, selalu dihalang-halangi oleh setan. Ketiga jumrah itulah sebagai tugu peringatan Nabi Ibrahim dan anaknya melempari setan dengan batu, mulai dari Jumratul Ula, Wustha, dan ‘Aqabah.